Sabtu, 17 Juli 2021

Permasalahan Gizi di Indonesia

Sumber foto : gaya.tempo.co

Indonesia telah mengalami banyak sekali perjalanan dalam membawa sebuah ketatanegaraan yang diharapkan dapat mensejahterakan rakyatnya, membawa negara ini menjadi sebuah negara dengan ekonomi menengah, mulai dengan pengentasan angka kematian hingga upaya pemerataan hak pendidikan anak-anak sekolah, sehingga dapat menjadi aset negara Indonesia menuju negara maju. 

Salah satunya ialah upaya pemerintah dalam pengentasan masalah kesehatan yang kian masih belum terselesaikan. 

3 masalah gizi utama yang cukup serius, berdasarkan laporan Gizi global atau Global Nutrition Report tahun 2018, Indonesia termasuk dalam 17 negara yang memiliki 3 masalah gizi sekaligus, tiga diantaranya ialah Stunting  (pendek), wasting (kurus), dan overweight (obestitas). 

Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa permasalahan gizi di Indonesia terus meningkat, lain dengan beberapa negara di ASEAN seperti Thailand dan Malaysia. 

Perkembangan masalah Gizi dapat dikelompokan menjadi tiga. Pertama, kelompok masalah gizi yang dapat dikendalikan, kedua, kelompok masalah gizi yang belum terselesaikan, dan ketiga, kelompok masalah gizi baru yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.


Masalah Gizi yang dapat dikendalikan
  • Kurang Vitamin A (KVA)
Banyak dampak yang dapat berpengaruh buruk pada kesehatan tubuh akibat dari kekurangan vitamin A, salah satu masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah gangguan pengelihatan, masalah lain yang dapat ditimbulkan meliputi risiko kematian akibat infeksi berat, gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, kulit kering, timbulnya jerawat (breakout), masalah kesuburan dll.
Xeroftalmia merupakan salah satu bentuk gangguan pada penglihatan mata ditandai dengan adanya bercak putih dan mengakibatkan rabun diwaktu senja, mata terlihat keruh dan kering. Sumber vitamin A dapat diperoleh dari Hati (sapi & ayam), kentang, wortel, bayam dan telur.


  • Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
Penyakit yang umum dikenal sebagai penyakit gondok kini beralih pada bahasa yang lebih kita kenal sebagai tiroid. sebenarnya sama saja, yaitu sama-sama kekurangan mineral yodium kronis, sehingga menyebabkan pembesaran pada kelenjar gondok. saat kebutuhan yodium tidak terpenuhi maka dapat menyebabkan gangguan sintesis hormon tiroid yang menyebabkan adanya kelainan fungsional dan perkembangan fungsi jaringan.

Tiroid merupakan organ pertama yang mengambil yodium, yodium yang terdapat dalam makanan di ubah menjadi iodide kemudian diabsorbsi. yodium dapat ditemui pada jenis makan hasil laut seperti kerang, ikan, udang, dan rumput laut. 

Mungkin banyak dari pembaca berpikir garam dapat berfungsi untuk mengatasi penyakit ini. Memang benar, tetapi tidak semua garam yang di jual di pasaran itu mengandung yodium, dan sejauh ini garam yang mengandung yodium itu memang segaja ditambahkan untuk menekan kasus terjadinya penyakit ini. oleh sebab itu sangat disarankan penggunaan garam beryodium sebagai persediaan di dapur.
  • Anemia Gizi Besi pada anak usia 2-5 tahun
Merupakan suatu keadaan berkurangnya jumlah eritosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer.  Gangguan pembentukan eritrosit dalam darah menjadi salah satu penyebab anemia diakibatkan oleh adanya defisiensi salah satu substansi  tertentu seperti mineral (besi dan tembaga), vitamin (B12, asam folat), AA, serta gangguan pada sumsum tulang. penyebab lainya dapat juga dipengaruhi oleh adanya pendarahan baik akut maupun kronis, dan hemolisis.

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi. zat besi yang adekuat dapat menyebabkan berkurangnya sintesis hemoglobin sehingan menghambat proses pematangan eritrosit. beberapa hal yang dapat menyebabkan zat besi tidak adekuat ialah sebagai berikut;
  1. Rendahnya asupan besi total yang diperoleh dari makanan berserat, daging, dan vitamin C
  2. kebutuhan zat besi meningkat, berakibat pada terjadinya pendarahan kronis, diare kronik, malabsorbsi, dan infeksi cacing tambang
Masalah Gizi yang belum terselesaikan (un-finished agenda)

  • Balita Pendek (Stunting)
Istilah Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga balita cenderung lebih pendek untuk kisaran balita seusianya.

Ini disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan calon ibu semasa kehamilan dalam pengaturan pola makan yang dikonsumsi bergizi cukup dan seimbang atau tidak. 

Masih seringkali terjadi perilaku ibu hamil yang abai terhadap apa saja makanan yang dikonsumsi tanpa berpikir jangka panjang yang dialami calon bayi di usia mendatang. akibatnya proses kematangan sel pada bayi terhambat menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik sehingga berdampak pada kemampuan otak dan keberhasilan pendidikan, tidak optimalnya ukuran fisik tubuh, serta gangguan metabolisme. 

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi masih dalam kandungan dan pada masa awal bayi setelah dilahirkan. kondisi stunting baru dapat terlihat setelah bayi berusiA 2 tahun.
  • Balita Kurang Gizi dan Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan suatu keadaan tubuh yang sangat parah akibat mengalami kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama (kronis),  juga disebabkan oleh infeksi penyakit tertentu yang menyebabkan terganggunya proses pencernaan makanan.

kwashiorkor

Dari 33 provinsi 2 provinsi dengan prevalensi gizi buruk paling tinggi ada pada provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur. 









Masalah Gizi baru yang dapat mengancam kesehatan masyarakat

Overweight atau yang lebih dikenal sebagai obesitas merupakan suatu kelainan penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. rasanya pembaca sudah tidak asing dengan kata obesitas bukan? memang betul pendengar, masalah gizi tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena dapat membawa masalah baru. 

sumber foto : produkkesehatanhwi


Masalah gizi ini seringkali terjadi pada sejumlah orang baik tua maupun muda tanpa batasan usia, permasalahan kesehatan tersebut disebabkan pola makan tidak teratur dan berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik dan olahraga. khususnya kasus obesitas pada anak, orang tua sudah seharusnya memperhatikan pola makan anak, dan mengontrol asupan gizi yang dikonsumsi agar tidak terjadi kelebihan asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh anak.

Obesitas dikatakan dapat membawa masalah baru pada kesehatan penderita, yang mana dari kasus tersebut obesitas berisiko 2x lipat berakibat pada terjadinya serangan jantung, stoke, diabetes melitus dan hipertensi, juga berisiko tinggi terkena batu empedu. 

  • Prevalensi balita gemuk
Hasil Riskesdas tahun 2001, 2010, dan 2013 menunjukan angka 12,2%, 14,0%, dan 11,9% diatas prevalensi balita kurus maupun balita gizi buruk
  • Prevalensi kegemukan anak usia sekolah (5-12 tahun)
Prevalensi anak gemuk kelompok perempuan tahun 2013 sebesar 10,7% dan prevalensi anak obesitas sebesar 6,6%. sehingga total prevalensi anak usia sekolah kegemukan sebesar 17,3%. sedangkan pada kelompok laki-laki angkanya lebih besar yaitu 10,8% dan 9,7%, sehingga prevalensi kegemukan anak laki-laki sebesar 20,5%.
  • Prevalensi kegemukan anak remaja
Prevalensi remaja gemuk usia 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8% terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% obesitas. sedangkan prevalensi remaja gemuk usia 16-18 tahun sebanyak 7,3% terdiri dari 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas.
  • Prevalensi dewasa gemuk
Prevalensi penduduk dewasa gemuk sebanyak 13,5% dan obesitas sebanyak 15,4%.


Dikutip dari Artikel Upaya Pemerintah dalam Perbaikan Gizi Masyarakat berkaitan dengan peran pemerintah dalam menanggulangi masalah Gizi di Indonesia sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, salah satunya Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa :
"Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan"
Oleh sebab itu yang menjadi dasar pemerintah untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, maka sudah seharusnya pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu gizi setiap warga negaranya.

Cukup sekian dulu, semoga bermanfaat ...






Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), Dulu 4 Sehat 5 Sempurna (4S5S)

  Sumber gambar:   Logo PUGS Gizi Seimbang  merupakan susunan asupan sehari-hari yang mana jenis dan jumlah asupan gizinya telah sesuai deng...